Apakah Anda tahu bahwa hanya dengan menambahkan subdomain, website bisnis Anda bisa memiliki blog, toko online, pusat bantuan pelanggan, bahkan komunitas sendiri?

Subdomain itu sebuah fitur canggih yang memungkinkan Anda mengelola konten spesifik di alamat website tertentu tanpa harus membeli domain baru.

Sayangnya, banyak pemilik website dan pemilik bisnis yang belum paham cara memanfaatkan subdomain ini.

Padahal dengan pengaturan yang tepat, subdomain bisa membantu website Anda lebih profesional dan meningkatkan omzet secara signifikan.

Menarik?

Mari kita bahas panduan lengkap tentang subdomain beserta strategi implementasinya agar website Anda lebih optimal dan berdaya jual tinggi!

Apa Itu Subdomain?

Sebelum masuk lebih jauh dalam pembahasan subdomain, alangkah baiknya kita pahami dulu istilah-istilah terkait DNS dan domain name yang sering muncul dalam konteks website.

Untuk lebih jelas dan detailnya tentang domain, silakan baca tentang penjelasan nama domain ini.

Domain Name System (DNS)

DNS atau Domain Name System adalah basis data terdistribusi yang berfungsi untuk menerjemahkan nama domain menjadi alamat IP yang sesuai.

Fungsinya seperti buku telepon, dimana DNS mencocokkan permintaan browser untuk mengakses sebuah website berdasarkan namanya dengan alamat IP server tempat website itu berada.

Domain Name

Domain name atau nama domain adalah alamat website yang dituliskan dalam bentuk kata atau frase yang unik, misalnya google.com, wikipedia.org dan lain-lain.

Domain name terdiri dari 2 elemen utama, yaitu:

  1. Top-Level Domain (TLD), misalnya .com atau .org
  2. Second-Level Domain (SLD), bagian unik sebelum TLD seperti google, wikipedia, hubspot, dan lain-lain.

Nah, setelah memahami DNS dan domain name, sekarang kita bisa fokus membahas definisi subdomain.

Subdomain adalah sebagai domain yang menjadi bagian dari domain utama (main domain). Atau dengan kata lain, subdomain merupakan ekstensi dari main domain atau domain utama yang dapat digunakan untuk mengelompokkan dan mengelola konten website secara terpisah.

Sebagai contoh, jika Anda memiliki website dengan nama domain webanda.com dan ingin menambahkan blog, Anda dapat membuat subdomain misalnya blog.webanda.com.

Berikut ilustrasi sederhana subdomain:

Contoh subdomain blog.webanda.com dari domain utama webanda.com.

Mari kita ambil contoh lain, yaitu domain Wikipedia, en.wikipedia.org. Pada contoh ini:

  • .org adalah Top-Level Domain (TLD)
  • wikipedia adalah Second-Level Domain (SLD)
  • en adalah subdomain yang menunjukkan Wikipedia dalam bahasa Inggris

Jadi subdomain (en) berada di depan domain utama wikipedia.org dan keduanya dipisahkan oleh titik.

Subdomain juga memiliki DNS zone file tersendiri, terpisah dari main domain.

Ini memungkinkan subdomain diarahkan ke server atau hosting yang berbeda dan dikelola secara independen.

Perbedaan Antara Subdomain, Subdirektori, dan Domain Utama

Seringkali banyak orang yang masih menganggap subdomain sama dengan subdirektori atau folder dalam website (misalnya domain.com/blog).

Umumnya mereka juga mengira domain utama dengan subdomain adalah hal yang sama.

Padahal jika ditinjau dari struktur dan fungsinya, subdomain, subdirektori, dan domain utama memiliki perbedaan signifikan.

Berikut penjelasan lebih detailnya:

1. Subdomain vs Subdirektori

Ilustrasi perbandingan antara subdomain dan subdirektori dalam pengelolaan website.

  • Subdomain berupa domain terpisah yang bisa menggunakan tampilan dan platform berbeda dari website utama (misalnya blog.domain.com).
  • Subdirektori adalah folder/bagian dari domain utama yang mengikuti aturan dan tampilan website utama (misalnya domain.com/blog).

Dari definisi di atas, subdomain dan subdirektori sama-sama digunakan untuk mengelompokkan konten website berdasarkan kategori tertentu.

Namun subdomain lebih independen karena bisa memiliki basis data, desain tampilan, bahkan server hosting sendiri, terpisah dari main domain.

Sementara subdirektori tetap tunduk pada aturan main domain dalam hal tampilan, script yang digunakan, konfigurasi server, dan lain-lain.

2. Domain Utama vs Subdomain

Perbedaan visual antara domain utama dan subdomain pada URL website.

  • Domain utama (main domain) adalah identitas website Anda yang tampil sebagai bagian pertama dari URL sebelum titik.
  • Subdomain selalu muncul sebelum domain utama (main domain) dan dipisahkan dengan titik.

Main domain bisanya berupa Second-Level Domain (SLD) ditambah Top-Level Domain (TLD) seperti contoh google.com.

Sedangkan subdomain selalu diletakkan di depan main domain dan dipisahkan oleh titik, seperti en.wikipedia.org.

Meski demikian, mesin pencari seperti Google tetap memahami bahwa subdomain adalah bagian dari satu kesatuan domain utama.

Dengan memahami perbedaan di atas, Anda bisa menentukan penggunaan subdomain, subdirektori, atau main domain secara tepat dalam mengembangkan website.

Manfaat Menggunakan Subdomain untuk Website Anda

Ada beberapa manfaat penting yang bisa Anda dapatkan dari penerapan subdomain pada website, di antaranya:

1. Mengelola Konten secara Terpisah

Seperti telah disinggung sebelumnya, subdomain memungkinkan Anda untuk memisahkan konten tertentu dari website utama tanpa harus membeli domain baru.

Anda bisa memanfaatkannya untuk:

  • Menampung konten blog
  • Menyediakan toko online
  • Memberikan layanan pelanggan melalui pusat bantuan
  • Menyajikan versi bahasa asing
  • Dan berbagai fungsi lain

Dengan begitu, Anda bisa mengelola konten masing-masing subdomain secara terpisah dari main domain tanpa khawatir saling mempengaruhi.

Misalnya perubahan script, tampilan, plugin, basis data, dan lainnya di blog.domain.com tidak akan membuat website utama domain.com ikut terganggu.

2. Menargetkan Pasar atau Segmen Pengunjung Tertentu

Selain sebagai wadah konten spesifik, subdomain juga sangat berguna untuk branding dan menargetkan segmen pengunjung tertentu.

Anda bisa membuat subdomain khusus untuk pasar atau pembaca spesifik, misalnya:

  • developer.websiteAnda.com untuk kalangan developer
  • gamer.websiteAnda.com yang fokus ke games
  • musik.websiteAnda.com untuk konten seputar musik
  • mobil.websiteAnda.com khusus membahas otomotif
  • dan subdomain lain sesuai minat pembaca yang ingin Anda target.

Strategi “divide and conquer” dengan memanfaatkan subdomain ini terbukti sangat efektif untuk keperluan branding dan lead generation berdasarkan minat tertentu.

Anda jadi bisa menyajikan konten yang sangat relevan sesuai minat pembaca pada masing-masing subdomain untuk meningkatkan engagement.

3. Meningkatkan Struktur SEO Website

Selain manfaat di atas, penggunaan subdomain yang tepat juga bisa mengomptimalkan struktur website anda agar lebih ramah mesin telusur (SEO - Search Engine Optimization).

John Mueller dari Google mengkonfirmasi bahwa mesin telusur memahami bahwa subdomain adalah bagian dari domain utama.

Dengan kata lain, Google akan melakukan crawling dan indexing terhadap subdomain sama seperti halaman-halaman di main domain.

Oleh karena itu, subdomain sangat membantu untuk:

  • Mengelompokkan topik yang berbeda sehingga crawler Google lebih mudah memahaminya
  • Meningkatkan relevansi kata kunci dengan konten pada subdomain tertentu
  • Mempermudah pengunjung menemukan informasi yang dicari
  • Mengurangi over-optimization pada main domain

Pada akhirnya, implementasi subdomain yang tepat akan membuat website Anda lebih tertata rapi, mudah dicari dan diakses oleh user maupun mesin telusur.

4. Memudahkan Tracking & Analisis Trafik serta Performa

Keunggulan lain dari subdomain adalah Anda bisa melacak dan menganalisis trafik serta performanya secara terpisah dari main domain.

Hal ini penting agar Anda bisa mengetahui subdomain mana yang paling efektif dalam menarik pengunjung dan lead.

Tracking trafik subdomain sangat mudah dilakukan dengan menambahkan Google Analytics dan mengonfigurasi filter view berdasarkan subdomain tertentu.

Selain itu, subdomain juga memudahkan optimasi kata kunci yang dilacak melalui tools SEO seperti Semrush agar fokus pada topik tertentu.

Data trafik subdomain yang akurat memungkinan Anda membuat strategi konten, iklan, dan optimasi yang jauh lebih tepat sasaran berdasarkan audiens tertentu.

Bagaimana Cara Membuat dan Mengatur Subdomain

Setelah mengetahui berbagai manfaat subdomain, pertanyaan berikutnya yang mungkin muncul adalah: bagaimana sih cara membuat dan mengonfigurasikannya?

Tenang saja, proses pembuatan dan pengaturan subdomain sebenarnya cukup mudah.

Secara umum, ada 2 metode yang bisa Anda lakukan:

1. Membuat Subdomain melalui cPanel

Bagi Anda yang menggunakan cPanel untuk server hosting website, berikut langkah cepat untuk menambahkan subdomain:

  1. Login ke cPanel domain Anda
  2. Pilih menu Subdomains
  3. Isikan nama subdomain pada kolom yang tersedia, misalnya blog, toko, bantuan, dan seterusnya
  4. Klik Create

Maka cPanel akan secara otomatis membuatkan konfigurasi DNS untuk subdomain beserta akses file manager-nya.

Anda tinggal mengatur konten di subdomain tersebut melalui file manager atau CMS seperti WordPress. Sangat simpel bukan?

2. Menambahkan DNS Record di Platform Domain

Cara lain yang bisa dilakukan adalah menambahkan DNS record subdomain melalui platform domain Anda, seperti Cloudflare, WordPress, ataupun langsung di domain registrar.

Berikut adalah langkah-langkah umum yang perlu dilakukan:

  1. Login ke panel pengelolaan domain Anda
  2. Cari menu pengaturan DNS
  3. Pilih tombol Add/Create DNS Record
  4. Isikan konfigurasi sebagai berikut:
    • Type: CNAME (jika subdomain diarahkan ke domain lain) atau A (jika diarahkan ke IP Address)
    • Host: diisi nama subdomain, misalnya blog
    • Points to: isikan domain/IP tujuan pemetaan subdomain
    • TTL: biarkan default (misalnya 3600)
  5. Klik Save atau Submit

Proses propagasi DNS biasanya sekitar 12-24 jam hingga subdomain bisa diakses. Lebih cepat dibandingkan membuat domain baru.

Jadi itu dia 2 metode praktis yang bisa Anda gunakan untuk membuat dan mengatur konfigurasi subdomain, yaitu melalui cPanel hosting atau DNS control panel dari registrar domain Anda.

Kesalahan Umum Penggunaan Subdomain yang Harus Dihindari

Di bagian sebelumnya Anda sudah memahami berbagai manfaat dan cara membuat subdomain.

Namun perlu diingat bahwa penggunaan subdomain juga rawan terjadi kesalahan jika tidak dilakukan dengan benar.

Ilustrasi kesalahan umum dalam penggunaan subdomain yang harus dihindari.

Beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan pengguna subdomain di antaranya:

1. Membuat Subdomain Tanpa Perencanaan Pembuatan Konten

Masalah paling umum adalah banyak yang asal-asalan membuat subdomain tanpa direncanakan lebih dulu konten dan pemanfaatannya secara optimal.

Akibatnya banyak subdomain yang dibuat menjadi sia-sia karena tidak diisi konten dan dibiarkan menganggur begitu saja.

Sayang kan?

Sebelum membuat subdomain, penting bagi Anda mempertimbangkan beberapa hal berikut:

  • Apa tujuan pembuatan subdomain (misalnya untuk blog, toko online, pusat bantuan, atau yang lain)
  • Siapa pengunjung yang ingin Anda target (tahu persis profile dan minat pembacanya)
  • Platform dan teknologi apa yang akan digunakan (WordPress, Shopify, PHP, Laravel, basis data, dan seterusnya)
  • Siapa yang akan mengelola konten subdomain (tim internal atau pihak eksternal seperti penulis lepas/freelancer)
  • Berapa banyak konten yang rencananya akan dibuat (perkiraan jumlah artikel blog misalnya 10 artikel/bulan)

Dengan adanya perencanaan yang matang, barulah eksekusi pembuatan subdomain agar bisa dimanfaatkan maksimal.

2. Struktur URL dan Navigasi Subdomain yang Berantakan

Kesalahan berikutnya adalah membuat struktur URL subdomain tidak konsisten dan sulit untuk diikuti.

Sebagai contoh, Anda membuat blog dengan subdomain blog tetapi struktur URL-nya acak-acakan seperti ini:

  • blog.domain.com/tips-seo-wordpress.html
  • blog.domain.com/category/plugin-wordpress.html
  • blog.domain.com/10-theme-wordpress-terbaik.html

Struktur URL yang berantakan tersebut tidak ramah SEO dan membingungkan pengunjung.

Solusinya adalah membuat struktur URL subdomain lebih rapi, misalnya:

  • blog.domain.com/tips-trik-wordpress/tips-seo-wordpress/
  • blog.domain.com/plugin-wordpress/plugin-terbaik-seo/
  • blog.domain.com/tema-wordpress/10-tema-wordpress-terbaik/

Cara lain adalah dengan mengimplementasikan struktur berbasis kategori, tag, atau penulis seperti pada platform CMS WordPress.

3. Mengabaikan Aspek Keamanan pada Subdomain

Banyak juga yang lupa menerapkan protokol HTTPS, konfigurasi firewall yang memadai, patching sistem secara berkala, dan berbagai aspek keamanan lain pada subdomain.

Akibatnya subdomain menjadi celah bagi peretas untuk melancarkan serangan dan berpotensi merugikan bisnis Anda.

Pastikan semua subdomain penting diproteksi dengan HTTPS dan segala macam fitur security yang diperlukan.

Jangan biarkan celah sekecil apapun yang bisa disalahgunakan hacker.

4. Overlapping Konten Antara Subdomain dan Main Domain

Masalah lain yang kerap terjadi adalah pembuatan konten subdomain yang terlalu overlapping dengan topik di main domain.

Misalnya Anda punya toko online main domain yang menjual berbagai aksesoris gamers.

Lalu Anda juga bikin subdomain khusus gamers yang otomatis kontennya tidak jauh beda dengan website utama.

Cara menghindarinya adalah memastikan bahwa subdomain yang dibuat benar-benar berisi konten yang unik dan tidak terlalu overlapping dengan main domain.

Contoh konten subdomain yang bagus misalnya tips & trik games, esports update, review games terbaru, komunitas gamers, dan lain-lain.

Topik konten tersebut lebih “niche” dan tidak terlalu redundant dengan main domain toko online toys gamers.

Dengan demikian subdomain bisa melengkapi konten utama, bukan bersaing atau tumpang tindih.

Contoh Website Populer yang Mengimplementasikan Subdomain

Setelah mempelajari berbagai best practices tentang subdomain, kini saatnya melihat bagaimana subdomain diimplementasikan dengan baik oleh website-website top dunia.

Berikut beberapa contoh populer beserta analisis subdomain mereka:

1. Google dan Produk Subdomain

Ilustrasi penggunaan subdomain oleh Google untuk berbagai produknya.

Google adalah pioneer dalam pemanfaatan beragam subdomain untuk mengelompokkan produk-produknya, di antaranya:

  • docs.google.com untuk layanan Google Docs
  • sites.google.com sebagai website builder
  • adsense.google.com untuk borang survei Google Forms
  • ads.google.com untuk layanan Google Ads
  • dan banyak subdomain Google lainnya

Strategi ini sangat jitu karena bisa menampung ribuan produk Google tanpa membuat domain google.com menjadi overloaded konten.

Hal ini sangat bagus untuk UX karena produk yang dicari pengguna bisa langsung ditemukan di subdomain tertentu.

Misalnya langsung ke docs.google.com untuk berkutat dengan dokumen.

Dari sisi bisnis, subdomain berkontribusi besar untuk perluasan produk Google ke berbagai vertical dan menghasilkan pendapatan tambahan di luar mesin pencari utamanya.

2. Amazon dan Personalisasi Regional

Amazon.com adalah toko online (marketplace) B2C terbesar di dunia yang menawarkan hampir semua produk.

Untuk menjangkau pembeli global, Amazon memanfaatkan subdomain dengan ekstensi negara seperti:

  • amazon.in untuk pasar India
  • amazon.ca untuk Kanada
  • amazon.de targetnya pasar Jerman
  • dan seterusnya total ratusan subdomain lokal Amazon

Amazon memanfaatkan subdomain untuk personalisasi pasar regional.

Strategi ini sangat jitu untuk meningkatkan konversi dan pengalaman berbelanja (CX) karena pembeli disajikan konten yang sangat lokal dan relevan.

Mulai dari tampilan berbahasa negara tersebut, SKU produk yang memang tersedia di wilayah itu, pilihan mata uang dan metode pembayaran lokal favorit, hingga estimasi ongkos kirim yang akurat ke alamat pembeli.

Sungguh personalisasi ekstrim berbasis subdomain yang menjadi salah satu faktor sukses pemasaran online Amazon ke pelosok dunia.

3. HubSpot dan Subdomain untuk Blog Perusahaan

Sebagai penyedia software HR dan pemasaran berlangganan, website resmi HubSpot tentu dipenuhi konten seputar produk mereka.

Agar bisa tetap menjalankan blog perusahaan yang topiknya lebih luas dari sekedar produk HubSpot, maka solusinya adalah menempatkannya di subdomain:

blog.hubspot.com

Blog HubSpot di subdomain sebagai contoh strategi konten marketing.

Dengan begitu, tim konten HubSpot leluasa mempublikasikan ratusan artikel tiap bulan seputar inbound marketing, sales, agency growth, tanpa terkendala ruang di hubspot.com.

Subdomain blog turut berkontribusi menjaring ribuan lead marketer setiap bulannya, yang pada akhirnya bisa menjadi pelanggan potensial produk HubSpot.

Strategi ini bisa Anda tiru, yaitu memisahkan blog perusahaan ke subdomain, sementara main domain difokuskan sepenuhnya untuk misi utama bisnis Anda.

Integrasi Subdomain dengan Strategi SEO Website

Pembahasan selanjutnya menyangkut persoalan apakah subdomain bisa optimal untuk SEO atau justru merugikan?

Berdasarkan konfirmasi langsung dari John Mueller di video ini, subdomain tetap dianggap sebagai bagian integral dari domain utama oleh Google.

Dengan kata lain, mesin pencari akan melakukan crawling dan indexing subdomain sama seperti halaman-halaman website Anda yang lain.

Ini artinya proses pengindeksan konten dan peringkat subdomain di hasil pencarian organik (SERP) juga dipengaruhi oleh faktor yang sama dengan SEO untuk main domain.

Beberapa tips penting integrasi subdomain dengan strategi SEO Anda:

1. Optimalisasi Kata Kunci yang Relevan

Sama seperti konten di main domain, pastikan konten subdomain menargetkan kata kunci utama (keyword) yang relevan dan spesifik.

Contohnya jika subdomain adalah toko online, fokuskan kata kunci transaksional seperti:

  • beli [nama-produk]
  • harga [nama-produk]
  • review [nama-produk]
  • dan seterusnya

Optimalisasi kata kunci yang mengena sasaran ini penting agar subdomain lebih mudah ditemukan dan muncul di SERP Google.

Menurut algoritma Google, backlink atau link masuk dari website lain adalah salah satu sinyal penting untuk menilai apakah sebuah halaman layak peringkat tinggi di SERP atau tidak.

Backlink berkualitas tidak hanya bermanfaat untuk domain utama saja, tapi juga subdomain.

Dengan mendapatkan backlink dari website tepercaya, otoritas subdomain Anda dimata mesin telusur semakin besar.

3. Perbaiki Struktur dan Logika Navigasi Internal

Faktor on-site page SEO yang tidak kalah penting salah satunya adalah struktur dan alur navigasi internal konten website/subdomain Anda.

Pastikan pengunjung dan crawler bisa dengan mudah memahami dan menjelajahi subdomain dari halaman satu ke halaman berikutnya.

Ini bisa dibantu dengan breadcrumb, internal linking, kategori/tag, dan desain UI/UX.

Dengan mengintegrasikan subdomain ke strategi SEO Anda, maka akan ada efek saling menguatkan yang didapat.

Performa subdomain yang bagus turut meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan domain utama di mata Google.

Sebaliknya, SEO domain utama yang terbukti sukses juga berpotensi mengangkat peringkat subdomain organik Anda.

Jadi, Apa Itu Subdomain?

Subdomain adalah domain tambahan yang merupakan bagian dari sebuah domain utama (main domain).

Fungsinya adalah untuk mengelompokkan dan mengatur konten website berdasarkan kategori atau tujuan tertentu, misalnya:

  • Memisahkan blog
  • Mengklasifikasikan content
  • Menyediakan toko online
  • Memberikan layanan pelanggan
  • Memisahkan versi bahasa lain
  • Dan lain-lain

Dengan memanfaatkan subdomain, Anda bisa mengembangkan website secara lebih fleksibel dan terorganisasi tanpa harus membeli banyak domain baru.

FAQ

Apakah 1 domain bisa memiliki beberapa subdomain?

Bisa. Anda bebas membuat berapapun jumlah subdomain di bawah 1 domain utama.

Bisakah subdomain diarahkan ke server atau hosting berbeda?

Bisa. Subdomain bersifat independen sehingga bisa di-setting ke server dan hosting tertentu.

Apakah subdomain juga perlu SSL HTTPS?

Iya. Agar aman, subdomain juga perlu diterapkan sertifikat SSL HTTPS.

Bagaimana subdomain bisa ramah SEO?

Dengan menerapkan prinsip-prinsip dasar SEO seperti optimasi kata kunci, backlink berkualitas, struktur URL rapi, dan lain-lain.

Berapa lama proses pembuatan subdomain baru bisa aktif?

Biasanya butuh waktu sekitar 12-24 jam untuk propagasi DNS subdomain agar bisa diakses pengguna.

Bisakah subdomain memiliki sub-subdomain?

Bisa, Anda bebas membuat sub-subdomain dengan struktur seperti misalnya teknologi.developer.websiteAnda.com.